Dunia Mikroprosesor dan Mikrokontroler
Peranan elektronika disegala bidang
menjadi semakin besar diabad ke dua satu ini. Bermula dari penerapan rangkaian
elektronika analog, kemudian digital dan kini hampir semua peralatan
menggunakan sistem mikroprosesor , misalnya; perangkat yang dekat dengan kita,
seperti handphone, televisi, radiocassete, mesin cuci sampai ke instrumen ruang
angkasa.
Banyak jenis mikroprosesor telah dibuat
dengan kemampuan dan fungsi yang berbeda, tetapi secara prinsip cara kerjanya
sama. Perangkat keras dibuat menjadi semakin canggih, jutaan transistor
dijejalkan didalamnya, miniaturisasi dimensi semakin ditingkatkan dengan
kemampuan mengolah program yang lebih komplek sehingga memungkinkan untuk
aplikasi di segala bidang. Perkembangan perangkat lunak juga berkembang tak
terbatas, seakan hanya dibatasi oleh kemampuan imajinasi manusia saja.
Pada mulanya mikroprosesor terdiri dari
beberapa komponen chip digital yang satu sama lainnya digabungkan dalam suatu
PCB dan dikoneksikan satu dengan yang lain sesuai dengan fungsi rangkaiannya.
Ide pertama membangun suatu mikroprosesor dalam suatu IC dikemukakan oleh Intel
Corporation pada tahun 1969. Tahun 1971 adalah tahun pertama kali mikroprosesor
dalam satu IC dipasarkan yaitu Intel 4004, mikroprosesor yang menggunakan
teknologi PMOS 4 bit, tahun 1976 Intel meluncurkan mikrokontroler pertama yang
disebut seri MCS-48 yang berisi lebih dari 17.000 transistor, hingga saat ini
seri ini masih digunakan untuk aplikasi khusus. Saat ini, tahun 2005, prosesor
canggih dari Intel adalah Pentium IV yang berisi jutaan transitor didalamnya
dan dengan kecepatan orde gigahertz, disamping itu banyak yang membuat
kompatibelnya, seperti prosesor AMD. Dunia mikrokontroler juga berkembang pesat
dengan hadirnya ratusan jenis mikrokontroler dan kompatibelnya, seperti turunan
dari MCS-51, 68HC11, PIC microcontroller, Fujitsu dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, mikroprosesor
dibuat menurut kebutuhan aplikasinya yang lebih spesifik, dalam hal ini
menjadi beberapa jenis, yaitu;
- Mikoprosesor RISC (Reduced
Instruction Set of Computing) dan CISC (Complex Instruction
Set of Computing). Jenis ini yang digunakan untuk pengolahan
informasi dengan software yang rumit dan digunakan untuk kebanyakan PC saat
ini.
- Pengolah Sinyal Digital – DSP (Digital
Signal Processor).
Memiliki software dan hardware yang ditujukan untuk mempermudah memproses
sinyal-sinyal digital. Digunakan pada perangkat audio – video modern
seperti VCD, DVD, home teatre dan juga pada card-card multimedia di
komputer.
- Mikrokontroler, adalah mikroprosesor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan kendali. Contoh aplikasi pada kendali motor, berperan seperti PLC (Programmable Logic Controller), pengaturan pengapian dan injeksi bahan bakar pada kendaraan bermotor atau alat mengukur suatu besaran, seprti suhu, tekanan, kelembaban dan lain-lain.
Dalam perkembangannya yang begitu cepat,
batasan-batasan tersebut menjadi kabur, seperti definisi mini, mikro dan
mainframe komputer beberapa saat lalu. Beberapa mikrokontroler disebutembedded processor, atau embedded
processor adalah mikrokontroler, artinya prosesor yang diberikan program khusus yang
selanjutnya diaplikasikan untuk akusisi data dan kendali khusus, dan bisa diprogram
ulang. Sementara itu prosesor ‘kuno’ Intel 486 juga telah digunakan untuk
kendali instrumentasi dalam bentuk kemasan motherboard yang tahan terhadap
lingkungan industri dan diprogram khusus untuk aplikasi kendali industri.
Aplikasi DCS (Distributed Control System) yang digunakan di
industri besar, juga menggunakan prosesor canggih untuk instrumentasinya.,
bahkan monitor dan kendali bisa dilakukan lewat internet. Beberapa
mikrokontroller modern juga sudah dilengkapi dengan DSP atau mikrokontroller
yang tergolong RISC.
Mempelajari mikroprosesor semacam pentium
atau seri 80XXX sangat sulit, terutama bagi yang baru mempelajari
mikroprosesor, karena begitu banyak fungsi dan bagian-bagian yang cukup rumit,
belum lagi perkembangannya yang begitu cepat, sehingga sebelum selesai belajar
produk lama, produk baru sudah muncul dengan konfigurasi yang berbeda, meskipun
demikian pengetahuan dasar mikroprosesor dapat dimengerti dengan mudah dan
dapat diterapkan untuk aplikasi sederhana.
Mikroprosesor adalah piranti keras yang
tidak akan bisa bekerja kalau tidak ada perangkat lunak. Inilah yang membedakan
mikroprosesor dengan rangkaian digital diskrit. Kemampuannya untuk diprogram,
dan diprogram ulang adalah suatu kelebihan didalam sistem mikroprosesor.
Contohnya dalam suatu sistem pengendali lampu lalu lintas dengan rangkaian
diskrit perlu menambahkan atau merubah rangkaian bila diperlukan perubahan
sistem, tetapi dengan sistem mikroprosesor, bisa dilakukan dengan hanya merubah
program. Perhatikan juga bahwa PC saat ini bisa multi fungsi dengan hanya
mengganti programnya saja.
Hampir semua fungsi rangkaian digital
dapat diambil alih oleh suatu sistem mikroprosesor atau mikrokontroler, tetapi
tidak perlu semua rangkaian digital harus dengan sistem mikroprosesor. Rangkaian
yang sederhana cukup direalisasikan dengan komponen diskrit akan lebih
menghemat dana, waktu dan justru bisa lebih handal. Disamping itu untuk
rangkaian digital yang memerlukan kecepatan sangat tinggi, masih diperlukan
rangkaian digital diskrit, sebagai contoh sederhana suatu fungsi AND gate dapat
diemulasikan dengan suatu mikroprosesor dengan program tertentu, fungsi AND
dengan AND gate dieksekusi dalam orde nanodetik, sedangkan dengan mikroprosesor
memerlukan waktu dalam orde mikro atau milli detik. Meskipun demikian dengan
makin majunya teknologi, kendala kecepatan tersebut menjadi hilang, sebagai
contoh rangkaian dekoder MPEG, tadinya memerlukan card khusus dalam suatu PC
(hardware), kini dapat dilakukan dengan hanya mengisntall program saja asalkan komputernya
memiliki kecepatan tinggi.
Secara umum suatu sistem mikroprosesor
akan memiliki kelebihan dibanding sistem diskrit atau dengan digital IC sebagai
berikut;
- Reprogrammable, artinya dapat
diprogram ulang untuk mendapatkan fungsi yang berbeda
- Rangkaian lebih terintegrasi,
lebih kompak, sederhana dan tidak rumit, memudahkan membuat PCB.
- Fleksibel dalam pengembangannya
Selain itu perlu
diperhatikan kekurangannya sebagai berikut;
- Banyak jenis mikroprosesor
dengan bahasa yang berbeda, yang mana satu sama lain kadang tidak
kompatibel, sehingga menyulitkan pemakai dalam pengembangannya.
- Kerusakan software berakibat
sistem macet dan tidak dapat diperbaiki jika tidak diketahui kode-kodenya.
- Ketergantungan pada pembuat
software
- Sistem mikroprosesor lebih sensitif
terhadap ganguan derau dari luar.
- Kecepatan relatif rendah.
- Cepat usang (obsolete)
Sebagaimana dijelaskan diatas,
mikrokontroler adalah pengembangan dari mikroprosesor untuk keperluan
instrumentasi ‘sederhana’, misalnya untuk pengaturan motor, pengaturan
permukaan cairan, pengukuran suhu, pH, konduktifitas, aplikasi PLC sederhana
dan semacamnya. Mikrokontroler adalah suatu chip yang dibuat dengan ciri-ciri
kekhasannya, biasanya adalah ;
- Memiliki memory internal
relatif sedikit.
- Memiliki unit I/O langsung
- Pemroses bit, selain byte
- Memiliki perintah / program
yang langsung berhubungan dengan I/O
- Program relatif sederhana.
- Beberapa varian memiliki memori
yang tidak hilang bila catu padam didalamnya untuk menyimpan program
Sedangkan dalam hal aplikasi, sistem
mikokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut;
- Memiliki program khusus yang
disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang
multifungsi karena mudahnya memasukan program. Program mikrokontroler
relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
- Konsumsi daya kecil.
- Rangkaian sederhana dan kompak
- Murah, karena komponen sedikit
- Unit I/O yang sederhana,
misalnya keypad, LCD, LED, Latch.
- Lebih tahan terhadap kondisi
lingkungan ekstrem misalnya temperatur, tekanan, kelembaban dan
sebagainya.
Untuk mempelajari mikrokontroler perlu
praktek, atau minimal dengan suatu simulatornya, tanpa praktek tidak akan
didapat apa-apa. Untuk mempelajari suatu mikrokontroler atau ingin
mengaplikasikan mikrokontroler untuk kendali atau kontrol harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut;
- Layaklah digunakan suatu sistem
mikrokontroler ?. Jika rangkaian terlalu sederhana cobalah dengan
rangkaian diskrit saja. Sebagai contoh, jika ingin membuat flasher (lampu kedap-kedip), tidaklah
perlu dengan rangkaian mikrokontroler, tetapi jika durasi kedap-kedip
diinginkan sangat presisi dan mudah diubah, maka dengan mikrokontroler
adalah solusi yang baik.
- Apakah mikrokontroler mudah
didapat dipasaran ?. Faktor keberadaan barang sangat mendukung untuk
berekperimen.
- Apakah harganya terjangkau ?.
Berekperimen dengan mikrokontroler kemungkinan membuat chip menjadi
gampang rusak, jadi sebaiknya gunakan yang harganya relatif murah. Kecuali
bagi kalangan industri, dimana harga tidak menjadi masalah.
- Adakah tersedia perangkat
pengembangannya ?. Belajar mikrokontroler tidak hanya belajar hardware,
tetapi juga software. Data Hardware bisa didapat dari internet, sebab
setiap pabrik pembuat chip mikrokontroler, pasti memberikan data sheet di
website nya, ini tidak menjadi masalah. Daftar perintah software biasanya
juga disediakan di website , tetapi ini belum menjamin bisa membuat
program, karena diperlukan latihan dan pengalaman untuk menyusun
perintah-perintah menjadi suatu program yang berhasil guna.
- Adakah, atau seberapa banyak
kah forum-forum atau situs di internet yang membahas atau mendiskusikan
tentang mikrokontroler tersebut ?. Tukar menukar pengalaman, berdiskusi,
bertanya melalui forum di internet adalah sarana efektif saat ini untuk
mempercepat mempelajari mikrokontroler.
Perangkat pengembangan suatu sistem
mikrokontroler adalah sangat penting untuk melatih dan berekperimen dengan
mikrokontroler yang dipilih, adapun yang disebut perangkat pengembangan atau
dalam bahasa Inggris disebut development tools, bisa terdiri dari;
- Compiler atau penterjemah (Software). Mikrokontroler bekerja dalam
bahasa mesin, sedangkan manusia sulit untuk mengerti bahasa mesin, untuk
mudahnya dibuat program dengan bahasa yang lebih tinggi tingkatnya, yaitu
C, BASIC, atau ASSEMBLER, selanjutnya dengan bantuan Compiler, program
akan diterjemahkan dalam bahasa mesin, tentu saja butuh PC (Personal
Computer)
- Simulator (Software), adalah program komputer yang
mensimulasikan kerja dari mikrokontroler. Dengan memasukan program dan
dijalankan, maka register, memori dan input-output (I/O) yang nampak
dilayar PC akan menunjukan isi, sesuai dengan program yang dijalankan.
- Emulator (Software dan Hardware), suatu alat yang berhubungan
dengan PC yang dapat mengemulasikan kerja mikrokontroler, artinya
program-program dibuat dan di compile di PC setelah itu di download ke emulator (istilahnya
target), dan emulator akan bekerja secara sendiri (stand
alone),
hubungan dengan PC bisa dilepas. Jika ada kesalahkan program, maka cukup
melakukan koreksi di PC, dan didownload ulang. Dengan demikian
menghemat waktu reprogramming.
- In
Circuit Emulator (ICE), adalah pengembangan dari emulator,
hubungan dengan PC tetap ada, karena PC dianggap sebagai chip
mikrokontroler bayangan, artinya bila kita membuat suatu rangkaian yang
menggunakan suatu chip mikrokontroler sebagai komponen utamanya, chip
tersebut dapat kita cabut dari soketnya, dan digantikan oleh konektor
berbentuk chip yang terhubung kabel-kabel ke PC (emulator card), sekarang
PC menggantikan chip tersebut. Selama program dijalankan, isi
register-register dalam mikrokontroler ditampilkan dilayar, program juga
dapat diperlambat, sehingga mempermudah penyelusuran kesalahan (bug).
- Programmer, adalah alat yang digunakan untuk mengisi program dalam suatu mikrokontroler, biasanya alat ini menggunakan PC sebagai terminal pintarnya, selanjutnya melalui serial port, paralel port, USB atau card khusus antarmuka ke programmer, kode-kode mesin dimasukkan dalam memory ROM, EPROM yang berada diluar MCU atau Flash memory yang jadi satu kemasan dengan MCU.
Dari perangkat-perangkat tersebut,
compiler merupakan software yang mutlak diperlukan, apabila tidak ingin
dipusingkan dengan bahasa mesin. Sedangkan programmer (downloader) adalah
hardware dan software/firmware yang mutlak diperlukan untuk dapat men’download’
kode-kode perintah ke mikrokontroler. Compiler, simulator mudah didapat disitus
internet sesuai dengan jenis produknya. Cara membuat programmer juga banyak
tersedia di situs internet, tetapi ini diperlukan pengetahuan elektronika
praktis. Emulator harus membuat hardware dan juga diisi software yang bisa
didapatkan dari internet. ICE agak susah membuatnya, beberapa perusahaan
membuat dan menjual dengan harga yang cukup mahal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu
mikrokontrontroler adalah suatu chip (rangkaian terintegrasi – IC) VLSI (Very Large Scale IC) mikroprosesor yang dikhususkan untuk instrumentasi
dan kendali dan bersifat reprogrammable. Mikrokontroler memiliki unit memory
sendiri (meskipun sangat terbatas), unit I/O (Input/Output) yang bisa
dikoneksikan langsung dengan sensor atau aktuator. Program disimpan dalam
memori yang tidak hilang bila catu daya padam, biasanya dalam bentuk ROM, PROM
atau EPROM diluar mikrokontroler, atau beberapa seri atau varian memiliki ROM
didalam mikrokontroler itu sendiri. Cara mengisi program dengan suatu alat
pemrogram, yang biasanya berhubungan dengan PC. Untuk mempelajari dan
mengaplikasikan mikrokontroler diperlukan perangkat pengembang, literatur dan
forum-forum diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar